Selasa, 19 Oktober 2010

Manajer Proyek

Mengapa diperlukan manager proyek:
Karena dalam suatu proyek diperlukan seseorang yang dapat merencanakan, mengatur dan mengarahkan proyek tersebut, memanajemen waktu dan biaya, serta mengolah sumber daya yang ada untuk mencapai hasil yang diharapkan. Kesuksesan suatu proyek tergantung dari siapa yang mengelolanya.
Skill yang dibutuhkan manager proyek:
Shtub (1994) menggambarkan diagram kemampuan yang penting untuk dimiliki oleh seorang manajer proyek. Diantaranya adalah:
• Problem Solving, kemampuan manajer dalam menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien.
• Budgeting and Cost Skills, Kemampuan dalam hal membuat anggaran biaya proyek, analisis kelayakan investasi agar keuangan proyek dapat berjalan optimal sesuai dengan keinginan penyedia dana.
• Schedulling and Time Management Skills, kemampuan untuk menjadwalkan proyek. Disini manajer proyek dituntut untuk dapat mengelola waktu secara baik agar proyek dapat selesai tepat waktu seperti yang diharapkan. Untuk mengelola waktu ini manajer proyek harus mendefinisikan aktivitas-aktivitas yang diperlukan, misalnya dengan teknik WBS atau Work Breakdown Structure. Selain itu manajer proyek harus mampu memperkirakan waktu bagi setiap aktivitas secara realistis. Hal ini memerlukan kordinasi dengan tim proyek untuk menentukan estimasi berapa alam aktivitas tersebut dilakukan. Kemudian, manajer proyek harus mengatur waktu peringatan untuk mengindikasikan tanggal-tanggal kritis selama proyek berlangsung.
• Technical Skills, Kemampuan teknis melingkupi pengetahuan dan pengalaman dalam hal proyek itu sendiri, dengan mengetahui prosedur-prosedur dan mekanisme proyek. Kemampuan teknis biasanya di dapat dari penimbaan ilmu khusus di bangku formal, misalnya Institut Manajemen Proyek, dan sebagainya.
• Leadership Skills, Kepemimpinan menjadi salah satu peranan penting yang dimiliki oleh seorang manajer proyek. Apa yang dilakukan oleh manajer proyek menendakan bagaimana seharusnya orang lain atau timnya bekerja. Dengan ini manajer proyek dapat mempengaruhi bagaimana orang lain dapat bertindak dan bereaksi terhadap isu-isu proyek.
• Resource Management and Human Relationship Skills, Pemakaian sumber daya adalah masalah utama bagi para manajer proyek. Manajer proyek perlu memahami akibat dari kegagalan dalam mengelola sumber daya, oleh karena itu perlu kehati-hatian dalam menempatkan sumberdaya yang ada dan menjadwalkannya. Hal ini membutuhkan kemampuan untuk membangun jaringan social dengan orang-orang yang terlibat di dalam proyek, seperti para stakeholder. Seorang manajer proyek yang efektif harus mampu untuk menempatkan diri dalam memberikan keterbukaan dan persahabatan dengan pihak lain, salah satunya dengan menjadi pendengar yang baik.
• Communication Skills, Perencanaan sebuah proyek akan menjadi tidak berguna ketika tidak ada komunikasi yang efektif antara manajer proyek dengan timnya. Setiap anggota tim harus mengetahui tanggung jawab mereka. Kadang, jadwal perencanaan yang sudah dibuat secara sempurna oleh manajer proyek tidak dijalankan oleh timnya, tim lebih memilih bekerja dengan aturan mereka sendiri. Hal ini dikarenakan sang manajer tidak memberikan penjelasan atau mempresentasikan prosedur yang diinginkan dalam menjalankan proyek.
• Negotiating Skills, Untuk memperoleh simpati dan dukungan dari manajemen atas, kemampuan negosiasi dititik beratkan disini. Tapi, manajer proyek harus memahami kepentingan manajemen atas sehingga dengan pemahaman ini manajer proyek dapat melakukan bargaining dengan pemikiran yang tenang dan jernih untuk memperoleh apa yang diinginkan. Selain kemampuan komunikasi yang baik, negosiasi juga memerlukan strategi dalam menarik dukungan manajemen atas atau sponsor mereka, bagaimanapun, pihak yang bernegosiasi harus dapat melihat loyalitas sang manajer terhadap mereka, baru kemudian akan muncul kepercayaan.
• Marketing, Contracting, Customer Relationship Skills, Kemampuan menjual tidak hanya dimiliki oleh marketer saja, akan tetapi manajer proyek harus memiliki kemampuan untuk memasarkan hasil proyeknya, karena akan sangat tragis ketika sebuah proyek yang sukses secara implementatif, tetapi outputnya tidak dibutuhkan oleh para penggunanya. Bagaimanapun apa yang akan dikatakan sang manajer proyek kepada pelanggannya akan lebih berpengaruh daripada yang mengatakan hanya bagian marketing. Selain itu, kedekatan dengan konsumen sangat diperlukan. Sang manajer perlu responsive terhadap perubahan kebutuhan dan persyaratan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sekali lagi, kemampuan komunikasi sangat berperan penting disini. Dalam konsep TQM, kunci utama untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan adalah komunikasi secara terus-menerus antar pelanggan maupun antar tim proyek (Tjiptono&Diana, 2003).
Fungsi Manajer Proyek :
– Membuat kerja (Mengagendakan pekerjaan)
– Menjadwal kerja (Diagram PERT dan Grant)
– Bertanggung-jawab atas hasil kerja
Seorang manajer proyek bertugas
1. Menjadwalkan proyek, manajer bertugas untuk merencanakan pelaksanaan proyek agar proyek dapat selesai tepat waktu.
2. Mengimplementasikan rencana proyek, setelah membuat perencanaan, tugas manajer selanjutnya adalah mengimplementasikan perencanaan proyek tersebut di lapangan.
3. Mengontrol kerja sampai selesai, Seorang manajer harus dapat mengontrol semua pekerjaan proyek hingga selesai dan menjaga serta mengantisipasi agar proyek berjalan sesuai rencana.
4. Membina hubungan kooperatif, manajer bertanggung jawab untuk membina hubungan kooperatif dengan para pihak yang terlibat baik dalam struktur horizontal maupun vertical.
5. Melakukan inovasi, seorang manajer juga bertugas melakukan inovasi untuk merespon peluang dan ancaman yang tak terduga.
6. Memperkirakan Durasi Tugas, Teknik memperkirakan durasi tugas
o Optimistic duration (OD) : perkiraan lama minimum waktu yang diperlukan untuk melakukan tugas.
o Pessimistic duration (PD) : perkiraan lama maksimum waktu yang diperlukan untuk melakukan tugas.
o Expected duration (ED) : lama perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah tugas.
o Most likely duration (D) : lama perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah tugas, berdasarkan nilai rata-rata optimistic, pessimistic, dan expected duration (durasi optimistis, pesimistis, dan diharapkan)
7. Menentukan Ketergantungan Antartugas
Empat tipe ketergantungan antar tugas :
a. Finish-to-start (FS) – Penyelesaian sebuah tugas memicu awal tugas lain.
b. Start-to-finish (SS) – Awal sebuah tugas memicu awal tugas lain.
c. Finish-to-finish (FF) – Dua tugas harus selesai pada waktu bersamaan.
d. Start-to-finish (SF) – Awal sebuah tugas menandakan selesainya tugas lain.
8. Mengintegrasikan sumber daya sesuai dengan posisi dan jadwal yang sudah dibuat dalam perencanaan. Manajer proyek harus mampu mengelola perubahan dalam hal sumber daya, manusia maupun lingkungan. Sumber-sumber daya memiliki kategori-kategori berikut:
-Orang
-Layanan
-Fasilitas-fasilitas dan perlengkapan
-Persediaan barang dan material
-Uang
9. Mengarahkan Usaha Tim
Salah satu dimensi terpenting mengarahkan usaha tim adalah pengawasan manusia.
10. Memonitor dan Mengontrol Perkembangan
Selama proyek, manajer proyek harus memonitor perkembangan proyek terhadap lingkup, jadwal, dan anggaran dan, jika perlu, membuat penyesuaian pada lingkup, jadwal, dan sumber-sumber daya.
11. Menilai Hasil dan Pengalaman Proyek
Aktivitas final ini melibatkan pengumpulan umpan balik dari anggota-anggota tim proyek (termasuk para pelanggan) mengenai pengalaman-pengalaman proyek dan saran-saran yang ditujukan untuk memperbaiki manajemen proyek dan proses organisasi.
Kompetensi yang harus dimiliki manajer proyek:
* Kompetensi Pencapaian Bisnis
* Kompetensi Pemecahan Masalah
* Kompetensi Pengaruh
* Kompetensi Manajemen diri dan orang lain

Kamis, 07 Oktober 2010

Teori Ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.

Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi pada dasarnya selalu menghadapi masalah ekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi manusia adalah kenyataan bahwa kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas. Beberapa faktor yang mempengaruhi sehingga jumlah kebutuhan seseorang berbeda dengan jumlah kebutuhan orang lain:

* Faktor Ekonomi
* Faktor Lingkungan Sosial Budaya
* Faktor Fisik
* Faktor Pendidikan

Tindakan Ekonomi

Tindakan ekonomi adalah setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling baik dan paling menguntungkan. misalnya: Ibu memasak dengan kayu bakar karena harga minyak tanah sangat mahal. Tindakan ekonomi terdiri atas dua aspek, yaitu :

* Tindakan ekonomi Rasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan dan kenyataannya demikian.
* Tindakan ekonomi Irrasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan namun kenyataannya tidak demikian.

Motif Ekonomi

Motif ekonomi adalah alasan ataupun tujuan seseorang sehingga seseorang itu melakukan tindakan ekonomi. Motif ekonomi terbagi dalam dua aspek:

* Motif Intrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi atas kemauan sendiri.
* Motif ekstrinsik, disebut sebagi suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi atas dorongan orang lain.

Pada prakteknya terdapat beberapa macam motif ekonomi:

* Motif memenuhi kebutuhan
* Motif memperoleh keuntungan
* Motif memperoleh penghargaan
* Motif memperoleh kekuasaan
* Motif sosial / menolong sesama

Prinsip Ekonomi
Prinsip ekonomi merupakan pedoman untuk melakukan tindakan ekonomi yang didalamnya terkandung asas dengan pengorbanan tertentu diperoleh hasil yang maksimal.

Pengertian, Fungsi dan Peranan Koperasi

Koperasi merupakan singkatan dari kata ko / co dan operasi / operation. Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang untuk bekerja sama demi kesejahteraan bersama. Berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 1967, koperasi indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

Berikut di bawah ini adalah landasan koperasi indonesia yang melandasi aktifitas koprasi di indonesia.

- Landasan Idiil = Pancasila
- Landasan Mental = Setia kawan dan kesadaran diri sendiri
- Landasan Struktural dan gerak = UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1

A. Fungsi Koperasi

1. Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian indonesia
2. Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi indonesia
3. Untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara indonesia
4. Memperkokoh perekonomian rakyat indonesia dengan jalan pembinaan koperasi

B. Peran dan Tugas Koperasi

1. Meningkatkan tarah hidup sederhana masyarakat indonesia
2. Mengembangkan demokrasi ekonomi di indonesia
3. Mewujudkan pendapatan masyarakat yang adil dan merata dengan cara menyatukan, membina, dan mengembangkan setiap potensi yang ada.

Jumat, 23 Juli 2010

10 Resep Sukses Bangsa Jepang

  1. KERJA KERAS

Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa jepang adalah pekerja keras. Rata – rata jam kerja pegawai di jepang adalah 2450 jam/thn, sangat tinggi di bandingkan dengan amerika (1957 jam/thn), inggris (1911 jam/thn), jerman (1870 jam/thn), dan perancis (1680 jam/thn). Seorang pegawai di jepang bias menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di Negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Pulang cepat adalah sesuatu yang memalukan di jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk yang tidak di butuhkan. Fenomena Karoshi (mati karena kerja keras) mungkin hanya ada di jepang.

  1. MALU

Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa jepang. Hararki (bunuh diri dengan menusuk pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dalam pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacana berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (menteripolitikus,dsb).orang jepang lebih suka memilih jalan memutar dari pada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah. Mereka pun selalu mengantri pada saat membeli tiket kereta api, nonton sepak bola, maupun di toilet umum. Mereka selalu nelajar rapi, mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

  1. HIDUP HEMAT

Orang jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di jepang, mungkin kalian akan merasa heran dengan banyaknya orang jepang ramai berbelanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. hal tersebut sudah biasa terjadi karena supermarket di jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti di ketahui supermarket di jepang tutup pada pukul 20:00.

  1. LOYALITAS

Sangat jarang orang jepang berpindah – pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Industri jepang kebanyakan hanya menerima fresh graduate, yang kemudian mereka didik dan latih sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan. Kota Hofu adalah sebuah contoh nyata. Hofu adalah kota industri yang sangat tertinggal dengan penduduk yang terlalu padat. Loyalitas penduduk untuk tetap bertahan (tidak pergi ke luar kota)dan punya komitmen bersama untuk bekerja keras pada malam maupun siang hari, akhirnya mengubah Hofu menjadi kota makmur dan modern. Bahkan saat ini kota industri terbaik dengan produksi kendaraan mencapai 160.000 /thn.

  1. INOVASI

Jepang bukanlah bangsa penemu, tapi orang jepang mempunyai kelebihan dalam meracik suatu temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Sebagai salah satu contoh kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda. Cassete Tape tidak di temukan oleh Sony, patennya di miliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Namun yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada massa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan di ciptakan orang jepang, patennya dimiliki orang amerika. Tapi ternyata jepang dengan inovasinya biasa mengembangkan industri perakitan yang lebih cepat dan murah. Mobil yang dihasilkan juga relative murah,ringan,mudah di kendarai,serta lebih hemat bahan bakar.

  1. PANTANG MENYERAH

Sejarah membuktikan bahwa jepang termasuk bangsa yang pantang menyerah. Puluhan tahun di bawah kekaisaran tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, sehingga pada saat itu Jepang sangat tertinggal dalam tekhnologi. Ketika restorasi meiji (meiji ishin) datang, bangsa jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast learner. Kemiskinan SDA juga tidak membuat mereka menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi, dan kayu, bahkan 85% sumber energi tersebut berasal dari Negara lain termasuk Indonesia. Kabarnya apabila Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah jepang akan gelap gulita. Pada tahun 1945 rentetan bencana terjadi seperti bom Hiroshima dan Nagasaki, disusul dengan kalah perangnya jepang, dan ditambahi adanya gempa bumi besar di Tokyo. Namun beberapa tahun kemudian jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen).akio morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk cassette tapenya ke Negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan sony walkman-nya.

  1. BUDAYA BACA

Jangan kaget apabila anda datang ke jepang dan masuk ke dalam kereta listrik, sebagian besar penumpangnya baik anak – anak maupun dewasa sedang membaca buku atau Koran. Mereka tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu untuk membaca.

  1. KERJASAMA KELOMPOK

Budaya di jepang tidak terlalu mengakomodasikan kerja yang bersifat individu.fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang jepang. Ada anekdot bahwa “ 1 orang professor jepang akan kalah dengan satu professor amerika,hanya 10 orang professor amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor jepang yang berkelompok”.

  1. MANDIRI

Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Seorang anak Tk di jepang sudah harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, makan siang (bento), sepatu ganti, buku-buku, handuk, dan sebotol air minum yang menggantung dilehernya. Setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri serta bertanggung jawab terhadap barang miliknya. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hamper sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua.

  1. JAGA TRADISI

Perkembangan teknologi dan ekonomi tidak membuat bangsa jepang kehilangan tradisi dan budaya. Seperti halnya budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai ini. Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di jepang dan menabrak pejalanan kaki, maka jangan kaget kalau yang kita tabrak justru yang meminta maaf duluan.

Senin, 29 Maret 2010

Command And Request

Command adalah perintah sedangkan request adalah permintaan.
Command and request adalah perintah atau permintaan atau permohonan langsung untuk kata ganti orang ke dua.
Command and request Biasanya dalam bahasa kita menyuruh atau memerintah untuk berbuat sesuatu yang biasa disebut dengan kalimat Perintah/permintaan (Command and Request).
Kata-kata” suruhan ituh ditambah dengan “lah” dan diakhiri dengan tanda seru (!) seumpama “Duduklah!” atau “Pergilah!“.
Didalam bahasa Inggris, kata “lah” itu tidak ada. Jadi kalau kita hendak menyuruh seseorang berbuat sesuatu, hanya verb saja yang diletakkan di depan kalimat maka dengan sendirinya sudah bertambah arti “lah” dalam kalimat tersebut.
Misalnya:
Come here! Artinya marilah ke sini!
Try to speak English! Artinya cobalah berbicara bahasa Inggris!
Study diligently! Artinya belajarlah dengan rajin!
Apabila kalimatnya bukan kata kerja (verb), maka pakailah “be” di depan kalimat karena be itu adalah verb. Tapi be ini tidak ada artinya/terjemahannya.
Misalnya :
Be good to her! Artinya baik-baiklah kepadanya!
Be diligent! Artinya Rajin-rajinlah!
Be careful! Artinya hati-hatilah!
Contoh command and request :
  1. have a sit/sit down please
  2. please give me a reason
  3. get out of my sight
  4. don’t be stupid
Sumber :http://www.setiawan fajar.blogspot.com

Passive and active sentence

1. Passive Sentence

Dalam bahasa Inggris terdapat kalimat aktif dan kalimat pasif layaknya bahasa Indonesia. Pada kalimat aktif (active sentence) subjek melakukan pekerjaan terhadap objek. Sementara pada kalimat pasif (Passive sentence) objek dilakui pekerjaan oleh subjek.
Pada bahasa Inggris bentuk pasif ditandai dengan to be + V3.
Perhatikan Ulasan berikut!
Present simple
Rumus: am/is/are + V3
Contoh:
Active : Somebody holds a ceremony. (Seseorang menyelenggarakan sebuah upacara)
Passive : A ceremony is held by somebody. (sebuah upacara diselenggarakan oleh seseorang)
Contoh lain:
Some traditional celebrations are still celebrated by villagers. (beberapa perayaan tradisional masih dirayakan oleh penduduk desa)
Many legends are told by old people. (banyak legenda diceritakan oleh orang baya)
Past simple
Rumus: was/were + V3
Contoh:
Active : The King of Majapahit built the castle.
Passive : The castle was built by the King of Majapahit. (istana itu dibangun oleh raja Majapahit)
Contoh lain:
The village was destroyed by a great disaster. (desa itu dihancurkan oleh bencana besar)
The boat was kicked by Sangkuriang. (perahu itu ditendang oleh sangkuriang)


Active / Passive Verb Forms
Sentences can be active or passive. Therefore, tenses also have "active forms" and "passive forms." You must learn to recognize the difference to successfully speak English.

Active Form
In active sentences, the thing doing the action is the subject of the sentence and the thing receiving the action is the object. Most sentences are active.

[Thing doing action] + [verb] + [thing receiving action]

Examples:

The professor teaches the student.

Passive Form
In passive sentences, the thing receiving the action is the subject of the sentence and the thing doing the action is optionally included near the end of the sentence. You can use the passive form if you think that the thing receiving the action is more important or should be emphasized. You can also use the passive form if you do not know who is doing the action or if you do not want to mention who is doing the action.

[Thing receiving action] + [be] + [past participle of verb] + [by] + [thing doing action]
Examples:

The student are taught by the professor

sumber : http://www.englishpage.com/verbpage/activepassive.html

Modal Auxiliaries

1. WHAT ARE MODAL AUXILIARIES?
Modal auxiliaries are verbs that express many kinds of meaning. Each modal auxiliary often expresses more than one meaning. (Kata kerja Bantu MODAL adalah kata kerja Bantu yang mengungkapkan berbagai macam jenis makna. Setiap MODAL AUXILIARIES biasanya mengungkapkan lebih dari satu makna)
2. THE FORM OF MODAL auxiliaries
Ya, seperti udah disebutkan sebelumnya, ada banyak jenis modal auxiliaries, namun semua jenis modal auxiliaries tersebut mempunya pola bentuk yang sama. Inilah pola MODAL AUXILIARIES tersebut :
( + ) S + MODAL + V1
She can do the test.
We will go to the hospital
( - ) S + MODAL NOT + V1
She can’t do the test.
We will not go to the hospital.
( ? ) MODAL + S + V1
Can she do the test?
Will we go to the hospital?
3. KINDS OF MODAL VERBS
Nah dalam bagian berkut ini kita akan melihat berbagai jenis modals yang paling sering digunakan, kegunaannya, serta contoh - contohnya! Selamat belajar.
1. Can
a. Expressing an Ability (Mengungkapkan Kemampuan)
Contoh : I can do the test.
b. Expressing a Possibility (Mengungkapkan Kemungkinan)
Contoh : He can be in the class now.
c. Expressing a Permission (Mengungkapkan ijin)
Contoh : You can leave me now.
d. Expressing a Request (Mengukapkan permintaan)
Contoh : Can I leave now?
e. Expressing an Impossibility (Mengungkapkan ketidak mungkinan)
Contoh : The news can’t be true.
2. Should
a. Expressing an advisability (Mengungkapkan saran)
Contoh : We should do something now.
b. Expressing a Future Certainty (Mengukapkan kepastian di masa depan)
Contoh : They should be there tomorrow.
3. Must
a. Expressing a necessity (Mengungkapkan keharusan)
Contoh : You must do everything I say.
b. Expressing a Prohibition (Mengungkapkan larangan)
Contoh : You must not break the school rules.
c. Expressing a Certainty (Mengukapkan kepastian)
Contoh : John must be upset. He failed in the final test.
4. Will
a. Expressing a certainty (Mengungkapkan kepastian)
Contoh : We will come to her party. I promise.
b. Expressing a Willingness (Mengungkapkan Keinginan)
Contoh : There’s a knock on the door. I will open it.
c. Expressing a request (Mengungkapkan permintaan)
Contoh : Will you help me?

Sumber :
http://francisxavier.blog.plasa.com/2008/06/26/modal-auxiliaries-part-1/

Sabtu, 27 Februari 2010

Greater/lesser

Scientific classification, taxonomy and geographical categorization conventionally include the adjectives greater and lesser, when a large or small variety of an item is meant, as in the greater celandine as opposed to the lesser celandine. These adjectives may at first sight appear as a kind of null comparative, when as is usual, they are cited without their opposite counterpart. It is clear however, when reference literature is consulted that an entirely different variety of animal, scientific or geographical object is intended. Thus it may be found, for example, that the lesser panda entails a giant panda variety, and a gazetteer would establish that there are the Lesser Antilles as well as the Greater Antilles.

It is in the nature of grammatical conventions evolving over time that it is difficult to establish when they first became widely accepted, but both greater and lesser in these instances have over time become mere adjectives (or adverbial constructs), so losing their comparative connotation.

When referring to metropolitan areas, Greater indicates that adjacent areas such as suburbs are being included. Although it implies a comparison with a narrower definition that refers to a central city only, such as Greater London versus the City of London, or Greater New York versus New York City, it is not part of the "comparative" in the grammatical sense this article describes. A comparative always compares something directly with something else.

It does not look for conceptual differences as "city" versus a concept such as a "named area" and has two clauses with subordinating conjunctions (than, etc.).

Two-clause sentences

For sentences with the two clauses other two-part comparative subordinating conjunctions may be used:

  1. as...as ("The house was as large as two put together.")
  2. not so / not as ...as ("The coat of paint is not as [not so] fresh as it used to be.")
  3. the same ... as ("The market square is just the same as I remember it to be.")
  4. less / more ... than ("It cost me more than I had hoped.")

Comparative

In grammar, the comparative is the form of an adjective or adverb which denotes the degree or grade by which a person, thing, or other entity has a property or quality greater or less in extent than that of another, and is used in this context with a subordinating conjunction, such as than, as...as, etc. [1]. If three or more items are being compared, the corresponding superlative needs to be used instead.