Jumat, 23 Juli 2010

10 Resep Sukses Bangsa Jepang

  1. KERJA KERAS

Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa jepang adalah pekerja keras. Rata – rata jam kerja pegawai di jepang adalah 2450 jam/thn, sangat tinggi di bandingkan dengan amerika (1957 jam/thn), inggris (1911 jam/thn), jerman (1870 jam/thn), dan perancis (1680 jam/thn). Seorang pegawai di jepang bias menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di Negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Pulang cepat adalah sesuatu yang memalukan di jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk yang tidak di butuhkan. Fenomena Karoshi (mati karena kerja keras) mungkin hanya ada di jepang.

  1. MALU

Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa jepang. Hararki (bunuh diri dengan menusuk pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dalam pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacana berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (menteripolitikus,dsb).orang jepang lebih suka memilih jalan memutar dari pada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah. Mereka pun selalu mengantri pada saat membeli tiket kereta api, nonton sepak bola, maupun di toilet umum. Mereka selalu nelajar rapi, mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

  1. HIDUP HEMAT

Orang jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di jepang, mungkin kalian akan merasa heran dengan banyaknya orang jepang ramai berbelanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. hal tersebut sudah biasa terjadi karena supermarket di jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti di ketahui supermarket di jepang tutup pada pukul 20:00.

  1. LOYALITAS

Sangat jarang orang jepang berpindah – pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Industri jepang kebanyakan hanya menerima fresh graduate, yang kemudian mereka didik dan latih sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan. Kota Hofu adalah sebuah contoh nyata. Hofu adalah kota industri yang sangat tertinggal dengan penduduk yang terlalu padat. Loyalitas penduduk untuk tetap bertahan (tidak pergi ke luar kota)dan punya komitmen bersama untuk bekerja keras pada malam maupun siang hari, akhirnya mengubah Hofu menjadi kota makmur dan modern. Bahkan saat ini kota industri terbaik dengan produksi kendaraan mencapai 160.000 /thn.

  1. INOVASI

Jepang bukanlah bangsa penemu, tapi orang jepang mempunyai kelebihan dalam meracik suatu temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Sebagai salah satu contoh kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda. Cassete Tape tidak di temukan oleh Sony, patennya di miliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Namun yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada massa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan di ciptakan orang jepang, patennya dimiliki orang amerika. Tapi ternyata jepang dengan inovasinya biasa mengembangkan industri perakitan yang lebih cepat dan murah. Mobil yang dihasilkan juga relative murah,ringan,mudah di kendarai,serta lebih hemat bahan bakar.

  1. PANTANG MENYERAH

Sejarah membuktikan bahwa jepang termasuk bangsa yang pantang menyerah. Puluhan tahun di bawah kekaisaran tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, sehingga pada saat itu Jepang sangat tertinggal dalam tekhnologi. Ketika restorasi meiji (meiji ishin) datang, bangsa jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast learner. Kemiskinan SDA juga tidak membuat mereka menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi, dan kayu, bahkan 85% sumber energi tersebut berasal dari Negara lain termasuk Indonesia. Kabarnya apabila Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah jepang akan gelap gulita. Pada tahun 1945 rentetan bencana terjadi seperti bom Hiroshima dan Nagasaki, disusul dengan kalah perangnya jepang, dan ditambahi adanya gempa bumi besar di Tokyo. Namun beberapa tahun kemudian jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen).akio morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk cassette tapenya ke Negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan sony walkman-nya.

  1. BUDAYA BACA

Jangan kaget apabila anda datang ke jepang dan masuk ke dalam kereta listrik, sebagian besar penumpangnya baik anak – anak maupun dewasa sedang membaca buku atau Koran. Mereka tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu untuk membaca.

  1. KERJASAMA KELOMPOK

Budaya di jepang tidak terlalu mengakomodasikan kerja yang bersifat individu.fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang jepang. Ada anekdot bahwa “ 1 orang professor jepang akan kalah dengan satu professor amerika,hanya 10 orang professor amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor jepang yang berkelompok”.

  1. MANDIRI

Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Seorang anak Tk di jepang sudah harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, makan siang (bento), sepatu ganti, buku-buku, handuk, dan sebotol air minum yang menggantung dilehernya. Setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri serta bertanggung jawab terhadap barang miliknya. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hamper sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua.

  1. JAGA TRADISI

Perkembangan teknologi dan ekonomi tidak membuat bangsa jepang kehilangan tradisi dan budaya. Seperti halnya budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai ini. Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di jepang dan menabrak pejalanan kaki, maka jangan kaget kalau yang kita tabrak justru yang meminta maaf duluan.